Apalagi
ketika lemah dua tangan diulurkan
ketika kebingungan pelukan dilingkarkan
ketika mulai melangkah kepercayaan ditumpahkan
ketika malam sepi badan disandingkan
semua harta telah diserahkan
nyawa dengan murah diberikan
mata tak pernah tolehkan pandangan
kuku sampai ujung rambut dipersembahkan
Habis sirna tinggal pakaian banyak tisikkan
menghangatkan tulang belulang
tinggal semangat bisa diberikan
menemani perjuangan menuju titik terang
“bila ajal menjemput kesetiaan
bila raga telah di rumahkan keliang
perjuangan masih perlu seberangi lautan
kayu dalam kubur gunakan untuk menyeberang” bisiknya pelan
“tak tersisa apa-apa dalam genggaman
kalau masih belum tercukupkan
Potonglah rambutku , jadikan uang
itulah milikku terakhir yang bisa kuberikan” sambil berlinang
ibu muslim diseluruh dunia
aksaranya membuat bulu kuduk terjaga
linangan air mata tak mampu melukiskan apa-apa
kepasrahan jiwa raga membuat kampung langit tertengadah
edy malang, 031217
Nb: puisi khusus kubuat untuk ibu muslim seluruh dunia “khadijah” istri Baginda