Bentuk dan isi
peperangan purbakala
tak kan berhenti sampai memasuki tanah
puisi selalu berganti-ganti wajah
menjelma seribu rupa pakaian aneka warna
tak perlu heran dan resah
musim selalu berganti dan berubah
pedang tombak selalu diasah
bukan untuk cari nama muka dan koma
puisi dicipta membangun karakter bangsa
puisi ditulis mengingatkan bagi yang lupa
puisi disebarkan mengajak silaturahmi putra bangsa
puisi dilantunkan mengajak manusia tunduk pada Nya
bukankah syair dari Padang pasir wilayah unta
bukankah haiku diterbitkan dari putra surya
bukankah pantun asli budaya Garuda
kembang aneka warna indah dipandang mata
bukankah puisi ditulis untuk anak cucu kita
ajaklah sungai pergi kesamudra raya
di sanalah seluruh karya berkumpul dan berjumpa
hitam putih ada hakim yang mengetukkan palunya
Edy malang, 230118