Merangkai aksara
Merangkai aksara tak semudah membuang ludah
Apalagi sebuah karya yang dilemparkan ke samudra
Roncehannya harus menarik pandang mata dan rasa
Bagai anggur surga, kala diminum timbulkan kecanduan jiwa
Ilmu, logika, rasa dan ilham bibit unggul dalam bercerita
Ditanam pada sawah diairi hati bersih bak kaca
Disiangi dengan diksi majas dan metafor sepantasnya
Buahnya akan semerbak mengharumkan suasana
Tudingan, lukisan dan potret jelas berbeda
Rayuan gombal, sumpah serapah adalah hama
Yang dibisikkan hati marah dan gelisah
Meluruhkan buah sebelum panen tiba
Bukankah siang malam selalu berjalan apa adanya
Tak ada yang mendahului maupun membelakanginya?
Bukankah sperma selalu berkompetisi membuahi indung telur
Aturannya dari purbakala sampai sekarang tak berubah atau luntur?
Edy malang, 210318