Tak ada yang ingin celaka

Tak ada yang ingin celaka

Hatiku terpecah-pecah
Air mataku deras jatuh berebutan
Bak air hujan diluar jendela
Mengeja puisi terperosok dikubangan

Tak ada yang ingin celaka
Harapan hati diterima apa adanya
Di atas panggung terbuka diawasi seribu mata
Dikelilingi aksesoris panggung diantara sorot lampu bercahaya

Selembar kertas yang ada ditangan kupersiapkan tanpa kenal lelah
Bermalam-malam di antara kantuk dan terjaga terus ku ganti dan ku rubah
Rangkaian huruf ku rapikan seindah purnama, secantik bidadari kala menyisir rambutnya
Agar mampu membawa seribu hati bertamasya bercanda ria di tengah samudra

suara yang mengembara di bukit berbunga, terjaga
lecutan halilintar menggelegar dari semua arah
kertas yang ku bawa terjatuh begitu saja
hurufnya berloncatan membentuk aksara “sumpah serapah”

aku tersedak, pernapasan keluar masuk dada terganggu seketika
mataku berkunang-kunang, seribu bintang menari didepan mata
kedua kakiku lemas tak mampu menopang sesuatu yang hadir tak terduga
ketakutan kebingungan seribu bayangan seakan tamu bertaring sambil membawa gada

membuat diriku bagai patung batu dihuni selembar nyawa
pandangan menerawang entah kesisi mana?, badan tak bisa diperintah rasa
ternyata di atas panggung itu aneh, seakan arus listrik ribuan watt menggetarkan dada
memporak porandakan keberanianku berjatuhan bagai lelehan salju dikutub utara

entah sudah beberapa lama aku berpisah dengan raga yang lugu apa adanya
sayup sayup terdengar alunan seruling gembala yang merayu telinga
“ kamu kan baru pertama kali berdiri dihadapan seribu wajah dan selera
Terantuk, terjerembab, masuk kubangan itu adalah proses balita belajar melangkah

Aku tak mampu menjawab, trauma dan semangat saling silang dibilik resah
Beberapa suara terdengar semakin lama semakin jelas di gendang telinga
“ dia mulai sadar, dia mulai sadar, dia mulai sadar beri minum agar segar”
Aku tetap tertidur di belakang panggung dan bergumam “aku pemula, aku masih belajar”

Adakah sepotong waktu mampir kerumah?
Menawarkan kembali kesempatan tunjukkan tekad membaja
Hanya satu diantara seribu deretan angka yang membawa ruang terbuka
Itupun kalau tidak dilupakan oleh setan bak teman yusuf dipenjara bawah tanah

Edy malang, 030418

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.